Tahun 2004, tercatat tiga gempa besar di Indonesia yaitu di kepulauan Alor (11 Nov. skala 7.5),
gempa Papua (26 Nov., skala 7.1) dan gempa Aceh (26 Des., skala 9.2) yang disertai tsunami.
Gempa Aceh menjadi yang terbesar pada abad ini setelah gempa Alaska 1964 (Kerry Sieh , 2004).
Kondisi itu menyadarkan kita, bahwa Indonesia merupakan daerah rawan terjadinya gempa.
Bangunan pada daerah rawan gempa harus direncanakan mampu bertahan terhadap gempa. Trend
perencanaan yang terkini yaitu performance based seismic design, yang memanfaatkan teknik
analisa non-linier berbasis komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai
macam intensitas gerakan tanah (gempa), sehingga dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis.
Selanjutnya dapat dilakukan tindakan bilamana tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.
Metode tersebut mulai populer sejak diterbitkannya dokumen Vision 2000 (SEAOC, 1995) dan
NEHRP (BSSC, 1995), yang didefinisikan sebagai strategi dalam perencanaan, pelaksanaan dan
perawatan/perkuatan sedemikian agar suatu bangunan mampu berkinerja pada suatu kondisi gempa
yang ditetapkan, yang diukur dari besarnya kerusakan dan dampak perbaikan yang diperlukan.
Download File
Tidak ada komentar:
Posting Komentar