Mobilitas manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain
merupakan aspek transportasi yang sangat penting guna kelancaran sistem
transportasi. Perkembangan sistem transportasi memiliki manfaat yang sangat besar
berupa semakin terpenuhinya kebutuhan akan sarana transportasi, akibat dari
perkembangan tersebut menimbulkan pula permasalahan dalam hal pemeliharaan,
operasional dan pengembangannya guna kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan
agar lebih nyaman, aman, efektif dan efisien.
Untuk wilayah Kota Bandung dengan luas wilayah 1.167, 29 ha setiap harinyamerupakan aspek transportasi yang sangat penting guna kelancaran sistem
transportasi. Perkembangan sistem transportasi memiliki manfaat yang sangat besar
berupa semakin terpenuhinya kebutuhan akan sarana transportasi, akibat dari
perkembangan tersebut menimbulkan pula permasalahan dalam hal pemeliharaan,
operasional dan pengembangannya guna kelancaran lalu lintas pada jaringan jalan
agar lebih nyaman, aman, efektif dan efisien.
Kota Bandung disesaki 3,5 juta orang. Di siang hari, jumlahnya lebih dari 4 juta jiwa.
Jika mereka bergerak serempak, timbullah permasalahan. Kendaraan di jalan menjadi
sangat banyak sehingga terjadi kemacetan di mana-mana. Menurut Wali Kota
Bandung, Dada Rosada setiap hari jumlah kendaraan kurang lebih 800.000 lalu lalang
di kota Bandung, jumlah tersebut bisa meningkat lebih dari 1 juta kendaraan pada
saat memasuki akhir pekan atau musim liburan. Angka traffic growth pada ruas jalan
maupun pertemuan jalan tentunya lebih tinggi dibandingkan angka vehicle growth,
tetapi hal tersebut tidak diikuti oleh peningkatan kapasitas sarana transportasi
sehingga kemacetan, antrian dan tundaan terjadi dimana-mana. Suatu penelitian
menyatakan kerugian akibat kemacetan di Kota Bandung mencapai Rp 1,78 miliar
per hari jika dikonversikan dalam bentuk nominal (Sumber : www. Pikiran
Rakyat .com edisi cetak Senin, 13 Maret 2006).
Persimpangan Jl. Merdeka – Jl. RE. Martadinata dan Jl. Merdeka – Jl. Aceh di
kota Bandung merupakan daerah padat arus lalu lintas, sehingga pada daerah tersebut
sering terjadi kemacetan terutama pada jam–jam sibuk karena terletak di pusat kota
Bandung. Berbagai jenis kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor, serta pejalan kaki yang melewati ruas jalan tersebut menjadi satu
kesatuan arus lalu lintas pada ruas simpang tersebut sehingga mengakibatkan
kemacetan, tundaan ataupun kecelakaan.
Oleh karena itu dibuat simpang bersinyal untuk meminimalkan terjadinya
kemacetan, tundaan ataupun kecelakaan yang terjadi. Berdasarkan hal–hal di atas
maka penyusun merasa perlu untuk menganalisis koordinasi sinyal antar simpang
pada daerah tersebut, dengan melakukan penelitian terhadap kapasitas dan kinerja
dari dua buah simpang bersinyal pada jalan tersebut.
Download File
Tidak ada komentar:
Posting Komentar