Kota Bandung adalah kota yang memiliki perkembangan terpesat di
Propinsi Jawa barat. Sebagai kota mode, kota wisata belanja, kota pendidikan,
kota budaya, kota konveksi, dan berbagai julukan lainnya, Kota Bandung seperti
menjadi tempat tujuan satu-satunya bagi masyarakat sekitar. Dengan luas wilayah
1.167, 29 ha, setiap harinya Kota Bandung disesaki 2,3 juta orang. Di siang hari,
jumlahnya lebih dari 3 juta jiwa. Hal ini berdampak terhadap permasalahan lalu
lintas, kendaraan di jalan menjadi sangat banyak sehingga terjadi kemacetan
dimana-mana, berlanjut ke polusi udara, stres, dan banyak orang yang terjangkit
gangguan pernapasan.
Kota Bandung memiliki jalan-jalan utama yang membentuk sistem koridor
di pusat kota, salah satunya adalah Jalan Jl.Ir.H.Juanda merupakan jalan arteri
primer yang menjadi alternatif perlintasan akibat adanya rutinitas aktivitas
masyarakat Kota Bandung. Disepanjang jalan ini banyak terdapat pusat
perbelanjaan, perkantoran, dan pendidikan. Keramaian aktivitas ini menyebabkan
seringnya terjadi kemacetan lalu lintas dan tundaan serta antrian. Pada
persimpangan Jl.Ir.H.Juanda–Jl.Sulanjana–Jl.Diponegoro dan simpang
Jl.Ir.H.Juanda–Jl.Pasupati–Jl.Surapati Suci merupakan simpang bersinyal yang
antar simpangnya berjarak ± 130 meter, panjang lengan yang terlalu pendek ini
memberikan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan terutama pada jam-jam
puncak. Walaupun pemasangan pengatur lampu lalu lintas pada masing-masing
simpang sudah dioperasikan secara optimum tetap saja kemacetan, antrian
kendaraan dan tundaan tak terhindarkan. Diharapkan adanya suatu koordinasi
sinyal antar simpang sebagai solusi untuk mengatasi konflik yang terjadi pada
arus persimpangan lalu lintas tersebut, sehingga arus pada jalan utama yang
memilki volume relatif lebih besar dapat menghindari hentian akibat lampu merah
sehingga kelambatan dan antrian panjang dapat diminimalisir.
Download File
Tidak ada komentar:
Posting Komentar